Diskusi Buku " From Seed to Cedar "
Sumber seedtocedar.com |
Ngariung Nirwasita 28 Agustus 2016
Pendidikan Anak Berdasarkan Ajaran Islam
bersumber dari buku From Seed to Cheddar oleh Fatullah Gullen
Buku ini mengajak kita untuk mempersiapkan diri dalam menjadi seorang pendidik, dalam mengasuh dan mendidik anak ada beberapa tahapan yang penting yang sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu.
Tahapan ini berfungsi untuk mengetahui :
- Sudah sejauh apa persiapan atau proses kita dalam mendidik Anak?
- Evaluasi diri (ataupun bersama pasangan) dalam mendidik Anak
Secara garis besar, Gullen membagi tahap pendidikan Anak menjadi dua, yaitu pre dan proses.
Jika di korelasikan dengan judul buku yaitu From Seed to Cedar, tahap pre ibarat bagaimana kita mempersiapkan tanah yang menjadi tempat menanam benih, sedangkan tahap proses adalah tahap tumbuh kembang dari bibit tersebut (seed) hingga menjadi tanaman (cedar) dewasa.
Tahap Pre berfokus pada persiapan diri dan pernikahan
Beberapa poin penting yang harus kita persiapkan dalam persiapan diri adalah :
1. Doa (niat), doa memiliki fungsi spiritual untuk membantu kita memberikan arahan dan tujuan awal dalam mempersiapkan diri mendidik anak.
Doa atau niatan terkait pendidikan anak tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 128 , yang tafsirannya sebagai berikut :
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Kemudian di surat Al Imran ayat 38
"Pada waktu itu berdoalah Zakaria kepada Tuhannya, katanya:" Ya Tuhanku, berilah kepadaku dari sisi Engkau keturunan yang baik. Sesungguhnya engkau adalah Pendengar permohonan .""
2. Penyiapan yang bersifat duniawi seperti nafkah, tempat tinggal dan sebagainya.
3. Pendidikan atau Ilmu, ibarat doa adalah niat maka pendidikan adalah bentuk ikhtiar kita dalam mempersiapkan diri. Yaitu dengan memperkaya diri akan ilmu-ilmu terkait pernikahan dan pendidikan anak (ini yang kita lakukan di Nirwasita kan? hehe)
Lalu, ketika sudah dalam pernikahan ;
- Tujuan dari pernikahan yang merupakan upaya membangun peradaban.
- Mempersiapkan kondisi berdasarkan hukum pernikahan yaitu haram, makruh, sunnah, dan wajib. Penting bagi kita untuk memiliki kesadaran status hukum kita dan calon pasangan kita. Dianjurkan kedua pasangan sudah berada dalam tahap minimal sunnah untuk menikah.
- Niat dalam menjalin hubungan pernikahan.
- Proses pemilihan, dalam proses pemilihan ditekankan bahwa dalam memilih pasangan bukan berfokus pada baik atau tidak baik melainkan pada cocok dan tidak cocok. Karena pada hakikatnya baik dan tidak baik adalah bentuk penghakiman manusia terhadap kualitas manusia (sementara baik buruk manusia hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Mengetahui), yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan pasangan terbaik adalah dengan meningkatkan kualitas diri.
- Memahami tugas seorang ayah dan kebaikan seorang ibu, ayah cenderung berkaitan dengan segala hal yang terukur seperti nafkah, tempat tinggal, keamanan dan lain-lain, sedangkan ibu cenderung pada hal yang tak terukur seperti kasih sayang dan rasa nyaman.
Nah, setelah tahap "persiapan tanah" siap, maka kita melangkah pada tahap menumbuhkan benih yaitu proses. Tahap proses dibagi menjadi 3 pokok bahasan yaitu :
1. Awareness / Kesadaran Diri
Awareness adalah dasar pola pikir yang penting untuk dijaga dalam mendidik anak. beberapa bentuk kesadaran diri yang harus kita ketahui adalah :
- moral
- manusia sebagai makhluk yang terhormat
- kaitan antara negara, ulama, dan agama
- menghargai makhluk hidup
- decoration of worldly life (dunia dan keindahannya ini hanyalah dekorasi)
2. Building Environment/ Membangun Lingkungan
Tempat tinggal dan partner hidup anak (seperti guru dan teman sebaya). catatan: memang sulit untuk mengkondisikan lingkungan yang sehat apalagi di kota besar, perlu ada effort lebih dari orang tua untuk dapat menjaga anak agar tetap bersosialisasi tanpa terkena pengaruh negatif.
3. Proses pendidikan
- Seriuslah dalam menanggapi anak. Tidak jarang orang dewasa menganggap remeh dialog dengan anak, mudah ingkar dll. Padahal hal ini dapat berpengaruh terhadap pola pikir atau melukai perasaan anak.
- Mempersiapkan anak untuk masa depan yang cenderung dinamis. Masa depan adalah misteri yang hanya diketahui Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa mempersiapkan diri dan anak kita untuk dapat beradaptasi terhadap masa depan yang belum pasti.
- Refleksi iman dalam tindakan, karena anak belajar dengan mengamati
- Akrabkan dengan masjid
- Ajarkan Quran (tidak sekedar mampu membaca, melainkan menanamkan pemahaman Al Quran sebagai kiriman dari Allah, hingga mampu mengamalkan dalam kehidupan)
- Mencontohkan kebaikan
- Waktu optimal anak untuk belajar Agama secara terstruktur (dengan kurikulum dan parameter capaian yang jelas) adalah antara 7-9 tahun
- Menjawab pertanyaan dengan segera, guna menghilangkan dahaga anak akan rasa ingin tahu. Catatan: terkadang "tidak tahu" adalah jawaban yang bijaksana, hindari jawaban tanpa landasan yang kuat
- Jaga wibawa sebagai orang tua, harus tetap ada jarak antara orang tua dan anak
- Mengajarkan hari kebangkitan, manusia hidup bukan untuk mengejar duniawi semata
0 comments: