Arti Dan Perjuangan Menjadi Seorang Penggiat Sosial

Desember 25, 2016 Unknown 0 Comments

sumber www.komunitastaufan.org

Di kesempatan NgobrAs tanggal 9 Desember 2016 lalu, Kami kedatangan seorang teman yang seru. Namanya Andriana, biasa dipanggil Nana, Nana ini adalah sahabat lama Saya dari sejak jaman SMA, jangan tanya tahun  angkatannya ya.hehe...

Nana adalah anak tertua dari  3 bersaudara, sudah berkeluarga, dengan suami yang berasal dari Maldive dan dikaruniai dua orang anak yang saleh dan saleha. Bukan saja asik berkutat dengan rumah tangganya, Nana juga aktif sekali berkarya di lingkungan rumahnya di kawasan Condet. Disana Nana tergerak untuk membangun wadah yang ditujukan untuk anak-anak di sekitar rumahnya beraktivitas yang positif dan insyaAllah bermanfaat. Dari sini, jiwa sosial Nana semakin menguat, Ia juga membuat taman baca, mulai dari membangun, mengisi dengan segala fasilitasnya, hingga mengelola hampir semua kegiatannya.
Belum selesai teman-teman Nirwasita dibikinnya terkagum-kagum, Nana akhirnya bercerita tentang kegiatan sosial terbaru sekaligus terbesarnya, yaitu Komunitas Taufan. Nana menjelaskan terlebih dahulu tentang komunitas tersebut. Komunitas Taufan adalah komunitas penggerak relawan yang bertujuan menghibur pasien kanker anak dan pasien anak dengan penyakit beresiko tinggi lainnya di kawasan Jabodetabek. Komunitas ini diprakarsai oleh Ibu Yanie,yang lebih dikenal dengan panggilan Mama Taufan. Taufan-almarhum- berpulang di usia 7 tahun setelah berjuang selama 2 tahun melawan Leukemia. Selama di rumah sakit, Taufan akrab sekali dengan para perawat dan relawan lepasan maupun yangberasan dari yayasan tertentu. Banyak relawan yang kemudian jatuh sayang pada Taufan, salah satunya adalah Zack Petersen, relawan dari Jakarta Globe yang berasal dari Amerika. Ketika akhirnya Taufan meninggal di tahun 2013, Zack menuliskan kesedihannya dan bagaimana Taufan sudah menginspirasi dirinya (tulisan tentang almarhum bisa dibaca di Rappler). Untuk memberi dukungan pada keluarganya-terutama ibunya- Zack berkunjung ke rumahnya, lalu mengajak Bu Yanie untuk kembali ke rumah sakit, selain untuk membantu peralihan dari masa berkabungnya, juga untuk menjadikan pengalamannya untuk dibagi dan menyemangati pasien dan keluarga lain. Awalnya saat itu Nana diajak oleh seorang relawan dari Kelas Inspirasinya untuk membantu mengumpulkan boneka untuk dibagikan kepada anak-anak pasien kanker di RS. Nana menyambut baik ajakan ini, bahkan menawarkan sesuatu yang lebih. Putrinya kebetulan akan berulang tahun, alih-alih menghabiskan dana untuk sebuah pesta, Nana mengajak putrinya untuk merayakannya bersama teman-teman di RS, menghibur mereka sekaligus memberikan donasi.

Pada saat itulah, Nana dipertemukan Sang Khalik dengan Mama Taufan. Mendengar kisahnya, Nana tergerak untuk ikut membantu Bu Yanie dengan kegiatannya. Tahun 2013 itu, mereka mulai dengan sangat sederhana,-meski tidak mengurangi kemuliaannya- yaitu dengan mengunjungi bangsal RS setiap hari Minggu. Dari situ, Nana sering menuliskan pengalamannya di media sosial, mulai dari ragam kegiatan yang dilakukan hingga kisah masing-masing pasien dan keluarganya. Tulisannya kemudian banyak ditanggapi oleh teman-teman Nana (termasuk Saya pada saat itu), dan bantuan dana maupun tenaga pun mulai berdatangan.

Setelah 6 bulan menjalankan kegiatan itu, Alhamdulillah bantuan dan tawaran relawan pun bertambah banyak. Karena mereka hanya berdua, alhasil jadi kewalahan dalam mendatanya. Lagi-lagi Allah mendatangkan kemudahan bagi mereka, Nana dan Bu Yanie dipertemukan dengan teman-teman dari indorelawan.org, yang menawarkan bantuan berupa memberikan basis data relawan yang mungkin sesuai dengan kebutuhan Komunitas Taufan. Bantuannya terbukti bermanfaat, bukan hanya mereka bisa memilih relawan yang sesuai, arus masuk-keluarnya yang jelas,  namun para relawan juga kemudian mendapat tugas yang jelas, pun masa kerelawanannya. Bagusnya lagi, sebagai ganti honor, mereka akan diberikan semacam lencana dijital (badge) yang fungsinya untuk menaikkan level pengalaman mereka sebagai relawan, yang akan tertera di CV para relawan. Alhamdulillaah niat baik akan ditemukan Allah dengan orang-orang / hal baik juga -kata Nana di sela-sela obrolan Kami-, karena yang terjadi adalah seiring jumlah pasien yg makin bertambah pesat, donasi dan bantuan lainnya juga bertambah.  Khawatir dengan amanah yg makin berat sementara organisasinya masih blm legal, Nana dan Bu Yanie, yang kemudian dibantu oleh Mas Bowo dan 2 orang relawan lagi, melegalkan Komunitas Taufan menjadi yayasan di tanggal 29 september 2014.

Kegiatan teman-teman di Komunitas Taufan itu utamanya ada 3. Yang pertama, SupportVisit, yaitu mengunjungi pasien rawat jalan dan rawat inap, memberi motivasi dan support moral dan konseling. Kedua, BangsalVisit, sebuah kegiatan bulanan di bangsal anak rumah sakit yg digilir tempatnya. membawa bingkisan untuk semua pasien, dan santunan uang, membawa badut, atau sulap dll untuk menghibur mereka. Yang ketiga, kegiatan yang paling populer, HomeVisit. Para relawan mengunjungi pasien dirumahnya. Biasanya pasien yg terhenti pengobatannya krn tidak ada ongkos atau pasien baru yang masih belum bisa menerima diagnosanya dan menolak untuk berobat. 

Selain ketiga itu, kata Nana ada juga saat mereka mengajak jalan-jalan pasien,lalu CFD fundraising dan kegiatan online seperti kampanye online, ini untuk teman-teman yg mau berpartisipasi tapi belum bisa meluangkan waktu dan tenaganya secara langsung. Beberapa teman-teman juga ada yang membantu mengumpulkan donasi dalam rangka merayakan ulang tahunnya sendiri. Contohnya seperti : https://m.kitabisa.com/ulangtahunmikailkiki  . Adalagi yang mengumpulkan foto atau semangat untuk membantu menyemangati pasien, 

Kok bisa sih Nana menyeimbangkan semua kegiatan sosialnya dengan rumah tangga sendiri? Sebagai seorang ibu, saya tahu banyak sekali tantangan seru setiap harinya dalam mengelola rumah tangga, apalagi dengan dua orang anak yang aktif seperti anaknya Nana.Ini yang menurut saya patut dijadikan teladan, tips dari Nana adalah, untuk mengutamakan dahulu kebutuhan kita, termasuk keluarga sendiri tentunya, self sufficient kalau istilah dalam bahasa Inggrisnya. Wajib hukumnya untuk seseorang memenuhi kebahagiaan diri sebelum berbagi ke orang  lain. Susah ngajak orang untuk tersenyum kalau kita sendiri nggak punya alasan untuk tersenyum. Nana juga melibatkan keluarganya ke dalam aktivitas sosial yang dia jalani, karena penting bagi Nana untuk mengajarkan rasa syukur, menumbuhkan simpati dan empati kepada lingkungan sekitar kita. Jadi keluarganya pun tahu, ketika Nana tidak bersama mereka, sang Ibu sedang bergiat membantu teman-teman yang membutuhkan uluran tangan.

Seorang teman Nirwasita, Lukman, bertanya.. Apa sih yang memotivasi Nana untuk kemudian terjun dalam aktivitas sosialnya ini? Yang kemudian dijawab Nana dengan ringkas, Karena dia merasa disitulah tempatnya, she belongs there, it's what she feels she was born to do. Pernah nggak, merasakan yang seperti itu? Ketika kamu benar-benar merasa seluruh alam semesta mendukungmu untuk melakukan hal tersebut..mungkin ini yang disebut fitrah dalam diri manusia.

Kata Nana, do'a juga merupakan faktor besar yang membantu Komunitas Taufan menjadi seperti sekarang ini, Bu Yanie itu doanya kenceng. Selain itu, filosofinya mengalir..Kalau waktunya tepat, yg baik insyaAllah akan menemukan jalannya. Setiap pertemuan itu bermakna, ada sebabnya..Serendipity. Ketika ditanya lagi, apa pernah merasa sendiri dan lelah dalam memperjuangkan hal-hal yang dia lakukan? Pernah, katanya dengan jujur. Lalu kenapa masih bertahan? Kenapa nggak? Ujar Nana dengan lugas.

Lebih lanjut Nana menjelaskan, banyak hal yang membuat dia terus berjalan..small miracles that happened all the time, at surprising moments most of the times. Nana, Bu Yanie dan Mas Bowo dipersatukan oleh 'mukjizat-mukjizat' tersebut, yang senantiasa membuat mereka bersyukur, dikuatkan kembali untuk melangkah. Juga perasaan yang mereka dapatkan setiap berkunjung ke bangsal, melihat kembali apa yang mereka miliki, yang tidak dimiliki anak-anak pasien dan keluarganya.

Masih banyak yang Kami ilhami dari pengalaman Bu Yanie, Nana, Mas Bowo dan teman-teman di Komunitas Taufan lainnya. Untuk sekarang, mungkin cukup sekian yang bisa saya petik untuk diri. Semoga tak hanya membekas di pikiran, tapi bisa saya resapi dengan jiwa, agar bisa menjadi harmonis dan menghasilkan tindakan yang penuh kemawasan, demi mencapai derajat diri yang lebih tinggi.

Untuk yang ingin tahu lebih lanjut soal Komunitas Taufan dan kegiatan-kegiatan mereka, bisa lihat di websitenya http://www.komunitastaufan.org/ . Mudah-mudahan Anda yang membaca juga terdorong untuk mengikuti kebaikan-kebaikan yang dilakukan teman-teman di Komunitas Taufan.


Wassalamu'alaykum wr. wb.




0 comments:

Apa Sih Pemasaran Itu? Yuk Kenali Supaya Lebih Bijak dalam Berbelanja

Desember 07, 2016 Unknown 0 Comments

Oleh Lukman Hardy
Praktisi Pemasaran Online

Apa itu pemasaran?
Secara sederhana pemasaran adalah upaya mengkomunikasikan suatu produk/jasa dengan tujuan terjadinya jual beli.
Kalau membaca deskripsi di atas berarti bisa disimpulkan hanya memasang lapak di suatu tempat untuk berjualan berarti sudah termasuk dalam kegiatan pemasaran.

Kalau ditelusuri kapan pemasaran lahir
Saya sendiri menyimpulkan pemasaran lahir semenjak ada barter. Dimana kegiatan pemasaran masih berlandaskan kebutuhan masing-masing pihak. Pada masa itu memang tidak diperlukan adanya strategi pemasaran karena orang "menjual" apa yg tidak dibutuhkan, dan orang "membeli" apa yang dibutuhkan. Jadi, semua berlandaskan kebutuhan.

Pemasaran mulai berubah ketika ditemukan mesin cetak pada tahun 1450. Dimana sebuah barang atau jasa sudah bisa dikomunikasikan secara masal oleh para pelaku usaha.
Pemasaran terus berkembang, hingga mulai muncul persaingan antar bidang usaha sejenis dalam mengkomunikasikan barang atau jasanya. Demi memenangkan pasar, mulailah dilakukan berbagai riset dan studi terkait promosi. lahirlah istilah strategi pemasaran

Lalu, bagaimana perkembangan riset dan studi terkait promosi di era modern ini?

Pertama tidak bisa kita pungkiri sekarang kita sudah memasuki zamannya banjir inovasi (terutama di bidang IT yang paling kelihatan).
Berangkat dari kebutuhan memperkenalkan sekaligus menjual produk baru itulah muncul berbagai taktik bagaimana promosi membuat tidak butuh jadi merasa butuh?

Misalkan sekarang saya tanya nih ke teman2.
Biasanya membeli sesuatu karena apa? Biasanya sebagian besar menjawab needs dan wants

dua hal itu adalah yg menjadi sasaran tukang promosi sebelum era inovasi dan menjadi pemikiran banyak orang hingga sekarang. Padahal, pada era inovasi sekarang yg menjadi sasaran tukang promosi adalah Fear dan Desire

Apa maksudnya? Para tukang promosi ini biasanya tidak langsung mengkomunikasikan fungsi dari produk (karena ini sama saja menyerang "needs dan wants") Mereka cenderung memunculkan dulu rasa takut (yang sebelumnya tidak disadari atau bisa jadi sebelumnya tidak perlu ditakutkan) atau hasrat yang dimiliki namun tak bisa diungkapkan (bagaimana membedakan desire dan wants? Sederhana... Wants cenderung jangka pendek, seperti ingin makan, ingin baju, ingin ini, ingin itu... Sementara Desire jangka panjang yang bahkan bisa jadi mustahil untuk dicapai, seperti ingin didekati banyak wanita (tahu nggak ini desire yg dipakai produk apa? hehehe)).

Mari kita ambil contoh untuk fear.
Masih ingat dengan roll on ketiak? Dulu roll on itu nggak laku karena pada dasarnya nggak ada yang butuh (Secara untuk menghilangkan bau kita bisa dengan mandi atau pakai parfum... nggak perlu roll on). Kemudian dibuatlah promosi yang diawali dengan ketakutan "orang itu ilfill sama orang yang bau ketek." berangkat dari doktrin itulah orang-orang jadi berpikir "wah aku butuh nih roll on ketiak." (Nah teman2 bisa share pengalamannya pernah terpapar iklan apa yang menyangkut fear?)
Silahkan tonton kembali


Lalu bagaimana untuk desire?
Teman-teman pernah nonton iklan rokok kan? Inilah yang menarik. Indonesia melarang iklan rokok ada adegan merokok. Hal ini justru memacu para pengiklan mengemas iklan rokok menjadi image yang kuat di benak audience melalui desire.
Coba teman2 amati, tiap merk rokok memiliki desire-nya masing2. Ada W*smilak dengan image orang sukses ber-jas dan Dj*rum dengan image orang yang bebas berpetualang. Sekarang tidak heran kan? Industri rokok terus berjaya dengan segala aturan dari pemerintah... hehehehe.
coba tebak ini desire-nya apa?


Tapi kembali ke tujuan pemasaran... Yaitu konversi...
Dengan kata lain upaya membuat "tidak butuh menjadi butuh" saja tidaklah cukup.

Muncullah berbagai strategi untuk memancing konversi.
Kalau disederhanakan taktik untuk memancing konversi ini adalah memunculkan perasaan rugi kalau nggak beli di dalam hati target pasarnya. Nah supaya teman-teman tahu... berikut ini beberapa taktik umum yang dipakai dan bagaimana cara saya menanggapinya supaya tidak konsumtif.

1. Scarcity - memberi batasan penawaran supaya kita takut jika tidak membeli segera, misal diskon untuk 100 pembeli pertama atau promo berlaku sampai tanggal tertentu. Ini berfungsi supaya ketika orang membaca, Ia langsung merasa rugi jika tidak membeli saat itu juga... (Untuk menanggapi ini memang perlu akal jernih. Harus dipertimbangkan landasan kebutuhannya dalam berbelanja dan disesuaikan dengan kondisi finansial.)

2. Bonus - memberi bonus dalam pembelian suatu produk, misal beli makanan dapat mainan (tahu nggak ini strategi siapa? hehehe). Beli sabun cuci dapat gelas cantik. Tadinya mau beli sabun A... gara2 sabun B dapat gelas... jadi beli sabun B, padahal kualitas jauh berbeda... Bahkan tak jarang ada orang membeli karena ingin bonusnya... Bukan produk utama yang ditawarkan. (Saya menanggapi hal ini selalu kembali ke tujuan utama berbelanja... Yaitu produk utamanya... Jika memang butuh, maka bonus itu hanya sebagai tambahan saja. Pengalaman pribadi, segala sesuatu yang bersifat bonus pada dasarnya bukan sesuatu yang kita butuhkan... Ujung2nya hanya jadi sesuatu yang mubadzir tidak terpakai.)
3. Bundling - mengajak orang membeli produk tambahan dengan iming-iming lebih hemat, misal beli gelas dan piring diskon sekian persen. Padahal tadinya niat beli gelas... jadi weh beli piring juga... (Saya sih kembali ke kebutuhan berbelanjanya... Misal piring 500, gelas 500, piring + gelas jadi 750. Padahal saya hanya membutuhkan piring, jika saya membeli paket piring gelas berarti saya membelanjakan uang saya 750 (bukan berhemat 250). Sementara kalau saya beli piring yang memang jadi kebutuhan, maka saya berhasil menyimpan uang 250 yg bisa saya gunakan untuk keperluan lain yang lebih penting.)
4. Volume - coba teman-teman amati produk dengan kemasan lebih besar selalu dijual dengan harga lebih murah. Tadinya mau beli kecap botol kecil... jadi beli botol besar gara2 lebih murah... ujung2nya basi gara2 nggak habis karena dipakai sendiri (pengalaman pribadi). (Cara saya jadinya benar2 disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan, pertimbangkan mana yang lebih hemat kedepannya... tidak selamanya lebih besar lebih murah berarti lebih hemat, karena bisa jadi itu justru memaksa kita mengkonsumsi lebih dari kebutuhan.)
5. Diskon - ini paling klise tapi masih memiliki dampak... orang lebih tergiur melihat 200rb 150rb dibanding melihat 150rb saja... (Saya pribadi menanggapi ini, kalau produknya bersifat tidak butuh-butuh amat... Saya bukan berhemat 50rb, tapi uang kas saya akan berkurang 150rb. Sementara kalau saya nggak belanja, saya bisa menyimpan 150rb untuk keperluan lain.)

Intinya adalah strategi promosi itu ciptaan manusia... jadi jangan sampai kita sebagai manusia dikendalikan oleh ciptaan manusia...
Bijaksanalah dalam berbelanja karena dari situ kita belajar mengendalikan nafsu.
Semoga informasi yg aku bagikan dapat bermanfaat dan menjadikan kita semakin bijaksana dalam berbelanja

0 comments:

Ngobras Persalinan Alami Oleh Mbak Arifatun

Desember 07, 2016 Unknown 0 Comments



Arifatun( perempuan ), lahir dan besar di Yogyakarta. Profesinya utamanya adalah bidan. Sempat bekerja di RS, namun mengundurkan diri karena praktek disana bertolak belakang dengan nuraninya sbg bidan (intervensi medis yg cenderung memboikot proses kehamilan dan persalinan alami). Lalu mengambil pelatihan sebagai doula (di budaya Sunda biasa dikenal dengan sebutan Indung beurang) di Eat,Pray, Doula yg diadakan oleh Yayasan Bumi Sehat di Ubud, Bali..kemudian pelatihan soft prenatal yoga bersama Jennifer Wolfe, dan pada akhirnya praktek mandiri tanpa bernaung di klinik manapun. Mengajar prenatal yoga, kelas edukasi kehamilan dan membantu persalinan secara cuma-cuma.

Isi materi:
Persalinan alami adalah proses persalinan yg mengembalikan pada kondisi alamiah dalam tubuh. Persalinan alami Bukan hanya masalah persalinan normal (Lewat vagina) atau dg operasi sesar. Tapi tentang bagaimana memberdayakan diri. Yg sesar pun akan menjadi alami ketika dilakukan benar2 atas indikasi, Karna prosentase persalinan 85% persalinan normal dan 15 % pathologi (tdk normal,  bisa kemudian induksi,  vakum, forsee dan sesar), Kalau dilihat prosentase persalinan normal harusnya lbh banyak,  Tp Knp Skrg tdk? Krna kebanyakan sesar Skrg krna Misal Kita terlalu Cepet datang ke rs atau klinik,  tdk lahir2 akhirnya induksi dan berakhir sesar.. Banyak perempuan yg cenderung beranggapan bahwa melahirkan ya seperti itu, hamil nunggu sampai kehamilan akhir dan melahirkan. Sekarang sdh tdk bisa lagi seperti itu,  Tp ibu hamil sebaiknya mau memberdayakan diri dg mencari ilmu sebanyak-banyaknya ttg proses persalinan, mencari nakes yg sesuai kenyamanan dan pro normal serta alami, bergerak (ibu hamil sebaiknya bergerak dan prenatal yoga akan sangat membantu mengoptimalkan posisi bayinya) sehingga ketika ada advice Dr nakes,  ibu bisa diskusi jangan hanya langsung menerima advice.. Ikuti insting ketika proses persalinan,  krna insting akan membantu tubuh menjalani proses persalinan yg aman,  nyaman dan alami.

Tanya Jawab:

T: Ada sebuah kisah seorang ibu yang terpaksa sesar karena didapati kasus pinggul kecil, bagaimana menanggapi hal tersebut?

J: Sejak sy mempelajari persalinan yg lbh alami,, sy malah mempertanyakan apakah benar ada panggul kecil?  Krna Tuhan sdh mendesign tubuh perempuan begitu sempurnanya utk melahirkan,  terkdang krn unbalance ligaments atau tulang mempengaruhi  kondisi panggul. Misal skoliosis (punggungnya miring ke Kanan atau kiri) menyebabkan panggul jd miring akibatnya bayi tdk masuk panggul dan endingnya dibilang panggul sempit. Padahal blm tentu krna panggulnya yg sempit Tp Krn panggulnya unbalance jd bayi susah masuk. Padahal jg jika di balance-kan bayi Akan lbh mudah masuk panggul. Beberapa ibu yg sy dampingi,  ada yg sebelumnya sesar krn dibilang panggul sempit, pas kelahiran berikutnya mereka bisa lahiran normal setelah sesar. Kok bisa? Ternyata kebanyakan Dr mereka krna tdk balance Tulang dan ligaments ini.

T: Nah apakah mungkin ketidak-balance-an ini juga alami?

J: Biasanya terjadi Karna pola dan kebiasaan Kita. Misal skoliosis (Tulang belakang miring) banyak perempuan skoliosis Skrg krn perempuan suka pakai tas yg di bebankan di Satu Sisi. Misal orang suka memakai tas di sebelah kanan biasanya bahi kanan akan cenderung naik supaya tas Gak jatuh. Nah lama2 Tulang belakang akan ikut naik, Jadi sebelah kanan akan lbh miring (atau tinggi). Akibatnya panggul akan menjadi miring. Sebelah kanan akan lbh tinggi. Idealnya kanan dan kiri sejajar. Kalau sejajar bayi Akan lbh mudah masuk krna tinggal lurus. Tp Kalau miring, bayi Akan mengikuti jalan lahir yg miring, bayangkan Kalau miring kan kepala bayi Akan mentok ya kena panggul yg lbh rendah.

T: Setahuku yg skoliosis, punggung sulit menopang badan terlebih ketika hamil. Jd kebanyakan bedrest. Kalau tante ku, dia sampai bedrest 7bulan dan akhirnya sc deh mbak.

J: Nah, sebaiknya ketika hamil Dibalancekan punggungnya supaya bayi lbh mudah masuk panggul mbak. Ini ada tekniknya. He he

T: How? Karena aku juga skoliosis. Ahaha. Dokter bilang ga ada obatnya buat skoliosis. Yg bs dikuatkan punggungnya dgn renang.

J: Bisa mbak, yoga akan sangat membantu menyeimbangkan Tulang..
Menyeimbangkannya dg mengangkat bagian yg lbh rendah mbak.. Misal skoliosis kanan. Biasanya punggung kanan lbh tinggi dan punggung kiri lbh rendah,  perbanyak angkat kaki kiri dan tidur miring Kanan,  mulai ubah jg kebiasaan Misal bawa tas Gantian sebelah kiri

T: Mbak Ari, kalau fisiologi seorang ibu itu anomali dari sejak lahir- walaupun sebab nya bisa jadi ketika proses kehamilan ibu kurang memperhatikan dan merasakan kebutuhan tubuhnya dan sang janin- masih mungkin nggak utk proses melahirkan dan persalinan yg alami?

J: Btk panggul itu ada 4, gynekoid, android, platipeloid,  dan anthropoid. Normal perempuan gynekoid (bentuknya bulat di atas),  android (kebanyakan laki2) ,  dua panggul ini memungkinkan lahir normal. Platipeloid dan Anthropoid ini bisa lahir normal dg beberapa teknik supaya bayi bisa masuk panggul. Tp prosentase orang yg punya panggul ini kecil sekali.

T: Wah brarti sesungguhnya lahiran tanpa sc itu memungkinkan untuk semua kondisi ibu?

J: Iya,,  krna Tuhan sudah menciptakan tubuh perempuan sepaket sampai memberikan makan utk bayi Kita (asi)

T: Mbak Ari itu kan kalau dari kondisi ibu... kalau yg anomali dari kondisi anaknya gimana mbak?
Kebetulan aku lahirnya pakai operasi karena di perut kepalaku mendongak, jadi pas keluar lewat jalurnya malah wajah duluan... imbasnya kejepit wajahnya trus nggak berbentuk gitu jadi terpaksa dioperasi

J: Kalau ini masalah posisi optimum kepala bayi, bayi dongak memang akan lbh lama proses persalinanny krna posisi kepala bayi ngepres Sama ukuran panggul. Kalau berat bayi kecil bisa lahir normal bisa Tp prosesnya lbh lama
Dan sebenernya bisa di cegah dg beberapa teknik utk mengoptimalkan posisi kepala bayi

T: Sama seperti kasus bayi yg kebalik kaki di kepala kepala di kaki (berasa lagu 😅)
Itu supaya prosesnya alami intinya diapain mbak? Dibetulkan posisinya di dalam perut kah? Atau diapakan?

J: Dibantu dg beberapa teknik mas, Misal cat Cow pose,  side lying release. Bayi di dalam rahim kan bergerak ya, Kalau ibunya bergerak bayi Akan gerak Tp Kalau ibunya maaf kurang gerak bisa Jadi bayinya tdk dlm posisi optimal Kepala-nya

T: Mbak Ari aku mau tanya, ini mungkin lebih ke topik teknik atau cara persalinan2 alami itu bagaimana. Aku pernah melihat adanya persalinan yang menggunakan media air sebagai rangsangan kepada bumil untuk memudahkan (klo bisa dibilang) bayi keluar. Jadi setengah badannya bumil ada di air. Nah itu baikkah itu diterapkan? Untuk kondisi sang ibu yang bagaimana untuk diterapkannya?
Terima kasiih.

J: Mba rizky itu namanya water birth. Dg bersalin di air bayi Akan beradaptasi ke dunia dg perlahan krna setelah lahir bayi tdk langsung terpapar udara luar Tp perlahan krna di lahir msh di air.. Tdk semua ibu bersalin bisa water birth. Misal Ketubannya sdh pecah lbh Dr 24 jam biasanya tdk di sarankan

T: Kalau denger cerita2 di atas brarti kendalanya adalah kurangnya pengetahuan ya mbak? Mau donk (bisa jadi penutup) sumber yg bisa dijadikan referensi atau bacaan terkait persalinan alami, tidak harus yg sudah amat dalam. Minimal orang2 dgn latar belakang non medis (seperti saya) bisa lebih siap 😁

J: Ada, website luar negeri seperti baby center, midwifery today, spinningbabies.com, dan utk indonesia ada bidan kita. Utk buku,  sepertinya ari lbh merekomendasikan buku2 Dr luar seperti gentle birth gentle mothering,  childbirth without fear, guide to the childbirth, bidan yesie Aprilia jg ada buku ttg gentle birth. Atau Kalau mau ari ada e-book yg bisa di gratiskan utk di bagi jika ada yg mau.

Penutup

Dan sebagai penutup. Ketika Nanti hamil atau istri kalian hamil. Jalanilah kehamilan dan persalinan dg penuh awareness supaya bayi yg dilahirkan bisa  selembut mungkin utk menjalani transisi kehidupannya dg baik supaya Kita semua mendapatkan generasi penerus yg lbh Baik. 😊

0 comments:

Diskusi Buku " From Seed to Cedar "

Oktober 24, 2016 Unknown 0 Comments

Sumber seedtocedar.com

Ngariung Nirwasita 28 Agustus 2016
Pendidikan Anak Berdasarkan Ajaran Islam
bersumber dari buku From Seed to Cheddar oleh Fatullah Gullen

Buku ini mengajak kita untuk mempersiapkan diri dalam menjadi seorang pendidik, dalam mengasuh dan mendidik anak ada beberapa tahapan yang penting yang sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu.
Tahapan ini berfungsi untuk mengetahui :

  1. Sudah sejauh apa persiapan atau proses kita dalam mendidik Anak?
  2. Evaluasi diri (ataupun bersama pasangan) dalam mendidik Anak

Secara garis besar, Gullen membagi tahap pendidikan Anak menjadi dua, yaitu pre dan proses. 
Jika di korelasikan dengan judul buku yaitu From Seed to Cedar, tahap pre ibarat bagaimana kita mempersiapkan tanah yang menjadi tempat menanam benih, sedangkan tahap proses adalah tahap tumbuh kembang dari bibit tersebut (seed) hingga menjadi tanaman (cedar) dewasa.

Tahap Pre berfokus pada persiapan diri dan pernikahan

Beberapa poin penting yang harus kita persiapkan dalam persiapan diri adalah :

1. Doa (niat), doa memiliki fungsi spiritual untuk membantu kita memberikan arahan dan tujuan awal dalam mempersiapkan diri mendidik anak.
Doa atau niatan terkait pendidikan anak tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 128 , yang tafsirannya sebagai berikut :
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Kemudian di surat Al Imran ayat 38  
"Pada waktu itu berdoalah Zakaria kepada Tuhannya, katanya:" Ya Tuhanku, beri­lah kepadaku dari sisi Engkau keturunan yang baik. Sesungguhnya engkau adalah Pendengar permohonan .""

2. Penyiapan yang bersifat duniawi seperti nafkah, tempat tinggal dan sebagainya. 

3. Pendidikan atau Ilmu, ibarat doa adalah niat maka pendidikan adalah bentuk ikhtiar kita dalam mempersiapkan diri. Yaitu dengan memperkaya diri akan ilmu-ilmu terkait pernikahan dan pendidikan anak (ini yang kita lakukan di Nirwasita kan? hehe)

Lalu, ketika sudah dalam pernikahan ;
  1. Tujuan dari pernikahan yang merupakan upaya membangun peradaban. 
  2. Mempersiapkan kondisi berdasarkan hukum pernikahan yaitu haram, makruh, sunnah, dan wajib. Penting bagi kita untuk memiliki kesadaran status hukum kita dan calon pasangan kita. Dianjurkan kedua pasangan sudah berada dalam tahap minimal sunnah untuk menikah.
  3. Niat dalam menjalin hubungan pernikahan.
  4. Proses pemilihan, dalam proses pemilihan ditekankan bahwa dalam memilih pasangan bukan berfokus pada baik atau tidak baik melainkan pada cocok dan tidak cocok. Karena pada hakikatnya baik dan tidak baik adalah bentuk penghakiman manusia terhadap kualitas manusia (sementara baik buruk manusia hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Mengetahui), yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan pasangan terbaik adalah dengan meningkatkan kualitas diri.
  5. Memahami tugas seorang ayah dan kebaikan seorang ibu, ayah cenderung berkaitan dengan segala hal yang terukur seperti nafkah, tempat tinggal, keamanan dan lain-lain, sedangkan ibu cenderung pada hal yang tak terukur seperti kasih sayang dan rasa nyaman.

Nah, setelah tahap "persiapan tanah" siap, maka kita melangkah pada tahap menumbuhkan benih yaitu proses. Tahap proses dibagi menjadi 3 pokok bahasan yaitu :

1. Awareness / Kesadaran Diri

Awareness adalah dasar pola pikir yang penting untuk dijaga dalam mendidik anak. beberapa bentuk kesadaran diri yang harus kita ketahui adalah :

  • moral
  • manusia sebagai makhluk yang terhormat
  • kaitan antara negara, ulama, dan agama
  • menghargai makhluk hidup
  • decoration of worldly life (dunia dan keindahannya ini hanyalah dekorasi)

2. Building Environment/ Membangun Lingkungan
Tempat tinggal dan partner hidup anak (seperti guru dan teman sebaya). catatan: memang sulit untuk mengkondisikan lingkungan yang sehat apalagi di kota besar, perlu ada effort lebih dari orang tua untuk dapat menjaga anak agar tetap bersosialisasi tanpa terkena pengaruh negatif.

3. Proses pendidikan

  • Seriuslah dalam menanggapi anak. Tidak jarang orang dewasa menganggap remeh dialog dengan anak, mudah ingkar dll. Padahal hal ini dapat berpengaruh terhadap pola pikir atau melukai perasaan anak.
  • Mempersiapkan anak untuk masa depan yang cenderung dinamis. Masa depan adalah misteri yang hanya diketahui Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa mempersiapkan diri dan anak kita untuk dapat beradaptasi terhadap masa depan yang belum pasti.
  • Refleksi iman dalam tindakan, karena anak belajar dengan mengamati
  • Akrabkan dengan masjid
  • Ajarkan Quran (tidak sekedar mampu membaca, melainkan menanamkan pemahaman Al Quran sebagai kiriman dari Allah, hingga mampu mengamalkan dalam kehidupan)
  • Mencontohkan kebaikan
  • Waktu optimal anak untuk belajar Agama secara terstruktur (dengan kurikulum dan parameter capaian yang jelas) adalah antara 7-9 tahun
  • Menjawab pertanyaan dengan segera, guna menghilangkan dahaga anak akan rasa ingin tahu. Catatan: terkadang "tidak tahu" adalah jawaban yang bijaksana, hindari jawaban tanpa landasan yang kuat
  • Jaga wibawa sebagai orang tua, harus tetap ada jarak antara orang tua dan anak
  • Mengajarkan hari kebangkitan, manusia hidup bukan untuk mengejar duniawi semata

0 comments:

Perkembangan Anak 0-7 Tahun ala Pendidikan Waldorf

Oktober 24, 2016 Unknown 0 Comments

Pemateri: Teh Agie
Resume oleh: Fauzan

A.      Pendahuluan
Ngariung Nirwasita pada hari Minggu, 15 Mei 2016 lalu, membahas mengenai tahapan perkembangan anak mulai dari lahir hingga berusia 7 tahun. Tujuan dari mempelajari hal tersebut adalah untuk membantu anak mengeksplorasi potensi yang ada pada diri mereka.

B.      Tujuan Pendidikan Waldorf
Jika ada cabang baru dalam seni, pendidikan Waldorf merupakan salah satu cabang seni tersebut. Hal ini karena Waldorf merupakan seni memanusiakan manusia sejak usia dini. Pendidikan ini memberikan pengetahuan tentang perkembangan anak, mengamati anak-anak sebagai individu yang unik, memahami peran orang dewasa dalam perkembangan anak, juga bagaimana cara mengatasi kekacau-balauan (chaos) yang mungkin timbul ketika anak berkembang.
C.      Tahapan Perkembangan Anak
Dalam pendidikan Waldorf yang digagas oleh Rudolf Steiner, perkembangan anak dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
  • 0 sampai 2,5 tahun,
  • 2,5 tahun sampai 5 tahun, dan
  • 5 sampai 7 tahun


Mari kita mengupasnya satu per satu.

1.       Tahap 0 sampai 2,5 tahun
Pada usia ini, anak-anak anak-anak sudah memiliki keinginan, kemampuan untuk meniru (mengimitasi), mempelajari gesture/tingkah orang dewasa, berbuat baik, juga bersyukur. Semua indra yang berjumlah 12 [lihat Gambar 1] pada anak, sudah mulai berjalan.



Pada usia ini, biasanya anak-anak dipaksa orang dewasa untuk menggunakan fisik. Seperti menggunakan alat bantu jalan (baby walker) dan lain sebagainya. Padahal, belum tentu fisiknya kuat, karena perkembangan fisik anak berbeda-beda. Teh Agie menekankan bahwa anak-anak akan siap melakukan aktivitas fisik ketika tubuhnya sudah siap.

Tiga hal yang dipelajari anak pada usia ini adalah berjalan, berbicara, dan berpikir.

2.       Tahap 2,5 sampai 5 tahun
Imajinasi anak akan berkembang melalui ruang, waktu, dan ritme aktivitas hidupnya pada usia ini.
Kita dapat membagi ritme anak menjadi ritme harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Ritme harian misalnya jam berapa anak akan makan atau tidur. Mingguan misalnya bertamasya di akhir pekan, bulanan dan tahunan misalnya waktu untuk mudik. Dengan ritme yang teratur, anak-anak akan merasa aman karena sudah terbiasa. Anak-anak atau manusia pada umumnya memerlukan ‘rasa aman’ agar dapat mengeluarkan kemampuan khusus yang mereka miliki.

Dalam dimensi ruang, anak-anak perlu dibebaskan berimajinasi dengan memberikan obyek mainan yang natural. Hal ini dimaksudkan agar imajinasi anak dapat berkembang tanpa terkekang obyek tertentu seperti mainan yang memiliki bentuk (misal iron man, doraemon, dsb).

Pada usia ini, anak-anak mempelajari bagaimana berbicara, merasakan, mencintai, mengagumi keindahan, dan juga hadirnya otoritas.

3.       Tahap 5 sampai 7 tahun
Usia ini juga dikenal dengan masa transisi pada anak. Mereka sudah mulai mencari bimbingan (guidance) dari orang di sekitarnya.

Orang dewasa sudah dapat berbicara mengenai hal-hal yang seharusnya maupun yang tidak boleh dilakukan anak-anak. Tentu, sesuai dengan prinsip Waldorf, proses memberitahu hal-hal tersebut melalui cara otoritas secara tidak langsung (indirect authority). Misalnya, anak-anak diberikan contoh peristiwa yang mereka hadapi dengan kiasan-kiasan. Seperti menggunakan dongeng hewan misalnya.

Pada usia ini, anak-anak mulai mendengarkan secara bertahap. Mereka akan membayangkannya sedikit demi sedikit, maka tidak aneh apabila kita seringkali menjumpai anak-anak bertanya hal yang berulang-ulang di tahap perkembangan ini.

Orang dewasa sudah dapat memberikan keseimbangan antara fasilitas dan tanggung jawab pada anak. Tentu, sesuai dengan kemampuan mereka.

Pada tahapan ini, anak-anak dapat difasilitasi oleh orang dewasa untuk berpikir, tidak ketergantungan (independen), dapat memberikan pertimbangan, memberikan gagasan, mengetahui kebenaran, dan juga tanggung jawab.

D.      Penutup
Ringkasan tahapan perkembangan anak dapat dilihat pada Gambar 2.



Sekian & mohon dikoreksi. 

0 comments:

Agar puisi dapat dinikmati

Oktober 09, 2016 Unknown 0 Comments

OLA HOLA !

Ditaman-  
Keramaian menambah warna pagi
Wajah - wajah itu secerah matahari
Tak terkecuali tiga remaja:
berbagi - bercerita - bersenda gurau
Hingga matahari tepat diatas taman. 

(ceritanya mencoba membuat puisi :) )
--------------------------------------------------

Minggu pagi, kelas nirwasita dimulai dari menjawab sebuah pertanyaan, 
kapan suatu tulisan dikatakan sebuah puisi?

1. ketika memiliki banyak makna
2. membutuhkan usaha yang lebih untuk memahami nya
3. kata-katanya spesial

Menurut Bogi (narsum), semua jawaban ini benar. Lalu bagaimana cara kita bisa menikmati puisi-puisi-puisi yang sudah di cirikan diatas- ? Menurut Sapardi Djoko Damono, dalam bukunya Bilang begini, maksudnya begitu, untuk memahami puisi, kita harus melewati banyak gerbang untuk sampai memahami makna puisinya,,, dimulai dari memahami bahwa puisi itu memiliki citra visual, puisi memiliki citra bunyi, puisi memiliki makna. 

Puisi memiliki citra visual

Si John Periang adalah seorang pesuruh di Pasar Petani dan 
      tinggal di Bukit Babilonia di sebuah gubuk yang tak ber-
      nomor
Pada suatu malam ia pergi ke Warung Dua Puluh November
Ia minum
Ia menyanyi
Ia menari
Kemudian ia menceburkan diri ke dalam Telaga Rodrigo de
      Freitas dan tenggelam


Puisi, seperti layaknya karya seni, memiliki citra visual yang dibentuk oleh penulis. Apakah kalian menyadari bahwa cuplikan puisi diatas berasal dari berita di koran yang memberitakan bahwa John meninggal dengan cara bunuh diri menenggelamkan diri di telaga. Yang mana aslinya:

Si John Periang adalah seorang pesuruh di Pasar Petani dan tinggal di Bukit Babilonia di sebuah gubuk yang tak bernomor. Pada suatu malam ia pergi ke Warung Dua Puluh November, bersenang-senang, minum, menyanyi dan menari. Kemudian ia menceburkan diri ke dalam Telaga Rodrigo de Freitas dan tenggelam.

Sama layaknya dengan ketika kita melihat cover dari buku, menarik atau tidaknya buku kita nilai pertama dari visual covernya. Citra visual puisi dapat dibentuk dengan spasi ataupun bentuk tulisan. seperti:

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
                            v
viva pancasila!

Indah kan??? dari sebuah tulisan dikoran, kita dapat mengubahnya menjadi puisi, hanya dengan bermain di tampilan tulisannya. 

Puisi memiliki citra bunyi

Puisi memiliki bunyi yang berbeda dan mari kita cari citra bunyi dari setiap puisi agar bisa kita nikmati indahnya puisi tersebut. 

Terlipat
Terikat, 
Engkau mencari
Terang matahari

Melambai 
Melombai
Engkau beringin
Digerak angin.

Terhibur
Terlipur, 
Engkau bermalam
Di pinggir kolam. 

Mengeram
Mendendam, 
Engkau ditimbun
Sejuknya embun. 

(dibaca dulu yyuuuuukk) 
amati, ada citra visual yang ditampilkan penyair,
dan citra bunyi yang ada dengan cara dibunyikan. 
at-at-ri-ri
ai-ai-in-in
ur-ur-lam-lam
am-am-un-un

ber-rima yang cukup unik bukan? seolah belum cukup, Sapardi memberikan contoh lainnya:

Bayu berpuput alun digulung
Banyu direbut buih dibubung

Selat Malaka ombaknya memecah
Pukul-memukul belah-membelah

kira-kira apa bunyi yang ditampilkan penyair? *bunyi gemuruhnya ombak* (my 2cents)


Puisi memiliki makna

Setelah kita melihat citra visual dan citra bunyi, sekarang mari kita coba pahami makna nya. Puisi memiliki 2 makna, leksikal dan kiasan. Makna leksikal adalah makna yang sesungguhnya dari kata-kata yang disampaikan. Makna kiasan merupakan makna tersirat yang dituliskan oleh penyair. 

Pukul anam nyang pagi-pagi, 
Datang samua bala kompani;
Dari Senen dan Meester lagi, 
Tambur dan musik pada berbunyi.

Bala itu sepanjang jalan, 
Dibariskan ada dengan aturan;
Prenta itu dengan kebetulan,
Semua ada dalam pelajaran. 

Barisan kampung dengan tumbaknya, 
Tuan asisten ada komandannya;
Di Mangga Besar betul jambatannya, 
Di situ mulai sambungnya. 

Mayor, kapten, dan litnan China, 
Semua bangsanya baris disana;
Kaya, miskin, dan nyang terhina, 
Hormat nyang patut dengan sempurna.

Di ujung barisan China ini, 
Soldadu polisi satu kompani, 
Dapat prenta biar begini, 
Sepanjang barisan disambungi. 

mari amati, citra visual dan citra bunyinya yaaa!
makna apa yang kalian dapatkan?
menurut saya, penulis ingin menggambarkan sebuah keadaan, siapa saja yang ada disana, bagaimana mereka berbaris, ada apa disana dan dimana terjadinya. *makna leksikal lebih kuat dibandingkan dengan makna kiasannya*

lagi yyyuuukkk, 

Alun membawa bidukku perlahan, 
Dalam kesunyian malam waktu, 
Tidak berpawang, tidak berkawan, 
Entah ke mana aku tak tahu.

Jauh di atas bintang kemilau,
Seperti sudah berabad-abad;
Dengan damai mereka meninjau, 
Kehidupan di bumi yang kecil amat.

Aku bernyanyi dengan suara, 
Seperti bisikan angin di daun;
Suaraku hilang dalam udara, 
Dalam laut yang beralun-alun. 

Alun membawa bidukku perlahan, 
Dalam kesunyian malam waktu, 
Tidak berpawang, tidak berkawan, 
Entah ke mana aku tak tahu.

ketika ditanya oleh Bogi, apa maknanya? Ku jawab galau. Well, karena galau adalah kata yang populer saat ini, ketika kita menemukan kata-kata yang berasosiasi dengan galau seperti sendiri, laut, dan tak tahu maka kita akan langsung mengatakan bahwa penulis sedang galau. ini wajar, tapi mari kita kupas dari segi makna leksikalnya...

Alun membawa bidukku perlahan, 
Dalam kesunyian malam waktu, 
Tidak berpawang, tidak berkawan, 
Entah ke mana aku tak tahu.

"seseorang berada di atas kapal di tengah laut malam hari sendirian, angin yang mendorong kapalnya bergerak, jadi tak tahu akan dibawa kemana, timur/barat/utara/selatan" 

Jauh di atas bintang kemilau,
Seperti sudah berabad-abad;
Dengan damai mereka meninjau, 
Kehidupan di bumi yang kecil amat.

"ia melihat bintang sebagai petunjuk, dimana ia berada, karena bintang sejak dahulu menjadi petunjuk arah"

Aku bernyanyi dengan suara, 
Seperti bisikan angin di daun;
Suaraku hilang dalam udara, 
Dalam laut yang beralun-alun. 

"ia bernyanyi menghibur hati, namun suaranya tak terdengar karena berpacu dengan suara angin laut"

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan seseorang yang sedang berlayar sendirian ditengah laut. Ia tidak sedang mengalami kegalauan. Menarik kaaaannn???? menurut Bogi, makna leksikal dan kiasan ini seperti 2 sisi koin, tak dapat dipisahkan. Puisi yang baik adalah puisi yang memiliki makna leksikal yang setali dengan makna kiasannya.

Kami mengiring jenazah hitam
depan kami kereta mati bergerak pelan
orang-orang tua berjalan menunduk diam
dicekam hitam bayangan:
makam muram awan muram
menanti perarakan ini diujung jalan.

Tapi kami selalu berebut kesempatan:
kami lempar pandang
kami lempar kembang
bila dara-dara berjengukan
dari jendela-jendela di sepanjang tepi jalan:
lihat, di mata mereka di bibir mereka
hidup memerah bemerkahan.

Begitu kami isi jarak sepanjang jalan
antara rumah tumpangan dan kesepian kuburan.

Bait pertama dan bait kedua bertentangan, yang satu menggambarkan suasana arakan jenazah, yang kedua menggambarkan kehidupan. Seakan belum cukup gamblang, penyair menuliskan lagi diakhir puisi kesimpulan dari tulisannya, Begitu kami isi jarak sepanjang jalan antara rumah tumpangan dan kesepian kuburan. *kematian dan kehidupan itu pendek jaraknya - my 2 cents*

cuplikan puisi terakhir:

Mejaku hendak dihiasi, 
Kembang jauh dari gunung, 
Kaupetik sekarangan kembang, 
Jauh jalan panas hari, 
Bunga layu setengah jalan.

puisi dengan perumpamaan, makna kiasan lebih kental dari makna leksikal. 
hati sesorang diumpakan sebagai meja, 
wanita diumpamakan sebagai kembang

Lukman dan Bogi menangkap makna kiasan yang berbeda. 
Lukman: tak perlu mencari jodoh yang jauh, yang dekat pun sebenarnya ada, kejauhan ini akan membuat hubungan menjadi layu sebelum terjadi pernikahan. 
Bogi: jangan pacaran terlalu lama, hubungan menjadi layu sebelum ke jenjang pernikahan.

Indahnya puisi adalah makna yang ditangkap setiap pembaca bisa berbeda satu sama lain. Tapi tak bisa disalahkan, karena puisi merupakan karya seni yang makna nya bergantung pada siapa yang menikmatinya. Puisi memiliki hubungan yang kuat dengan penulisnya dan pembacanya secara langsung, namun hubungan pembaca dengan penulis tidak lah penting, ketika kita mengenal penulisnya, maka kita akan mengotakkan makna dari puisi tersebut, hilanglah kenikmatan dalam membacanya. 

Kata-kata yang dituliskan menjadi sebuah puisi tidak lah harus super duper keren atau super duper susah, tapi kata-kata sehari - hari yang kemudian dihaluskan atau diganti menjadi perumpamaan. Menyampaikan suatu nasihat atau amarah dengan puisi, hasilnya akan berbeda dengan menyampaikannya secara langsung (untuk beberapa tipe orang, seperti yang melankolis misal, penyampaian nasihat lewat puisi akan lebih mengena dibandingkan disampaikan secara langsung). 

Pesan dari Bogi: jangan menyerah mengenal puisi, semua yang melalui proses, yang membutuhkan effort untuk mengenal dan memahami nya akan terasa lebih nikmat dan terngiang selalu. Masih banyak gerbang/pintu yang harus kita masuki sebelum kita dapat memahami makna puisi, jadiiiiii akan ada sesi selanjutnya! ihiy!

Ngariung kali ini ditutup dengan bermain membuat puisi dari kata-kata acak. Lucunya game ini diikuti anak-anak dari kulila (mar, noa dan agath - hola!). Karena mereka, kata-kata yang terkumpul menjadi lebih berwarna: patronus, harry potter, main, kuda, karpet, the valley, mantra, mandi, bubur, teh, ron, sepeda, indah, ... (lupaaa). Masing-masing membuat 2 kalimat dari kata-kata yang didapatkan dannnn dirangkai menjadi sebuah puisi oleh Bogi (belum di publish-ditunggu ya!)

Sampai berjumpa di ngariung selanjutnya!!!!

cheers, 
B









0 comments:

Negosiasi

Juni 07, 2016 Unknown 0 Comments




Manusia akan berhadapan dengan konflik sepanjang ia hidup. Lalu bagaimana manusia bereaksi terhadap konflik? Terdapat empat reaksi umum saat manusia dihadapkan dengan konflik. 

1.       Forcing : penggunaan power dan posisi (lebih tua, lebih muda, lebih kaya, dll)
2.       Avoidance: let the problem pass
3.       Negotiation: win-lose or win-win
4.       Assisted negotiation: mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik

The golden rule of negotiation:
People will not negotiate with you unless they believe you can help them or hurt them.
Contoh sederhana: ketika kita sedang berjalan, berharap ada yang memberikan tumpangan sampai tujuan kita. Para penggendara tidak akan menolong/memberikan tumpangan karena :
-          Kita tidak dapat melukai penggendara
-          Kita tidak dapat membantu penggendara
Ini menunjukkan bahwa kita berada di posisi yang lemah dan tidak ada incentive untuk penggendara bernegosiasi dengan kita.  Berbeda posisinya jika ada pengendara yang berhenti dan bertanya arah.
-          Kita membutuhkan tumpangan
-          Penggendara membutuhkan informasi arah

Negosiasi dapat terjadi karena kita dapat menolong penggendara, dan kita bisa mendapatkan tumpangan.

Major traps of negotiation:
1.       Lose-lose negotiation: leaving money on the table
2.    Winner’s curse: settling for too little à terjadi karena salah satu pihak mendapatkan sedikit informasi (paling sering terjadi)
3.       Hubris: walking away from the table
4.       Agreement bias: settling for terms that are worse than your current situation

Dalam kenyataannya, yang paling sering terjadi ketika ketika bernegosiasi adalah winner’s curse dan agreement bias. Lalu bagaimana solusinya? Mari kita liat contoh berikut:
Kakak dan adik menginginkan 1 buah jeruk, kebanyakan orang tua akan membagi jeruk sama besar, sehingga masing-masing mendapatkan setengah bagian dan kakak-adik ini tidak puas. Apakah ini benar? Orang tua sebagai mediator harusnya menanyakan terlebih dahulu  apa tujuan dari masing-masing pihak terhadap jeruk tersebut. Kakak ternyata menginginkan buahnya untuk dimakan dan adik menginginkan kulitnya untuk dijadikan mainan.

“Let’s think about why (interest) not what (position)”

Contohnya pada pertikaian antara Mesir dan Israel terkait Semenanjung Sinai. Pada tahun 1978, Mesir dan Israel melakukan negosiasi di Camp David, Mesir menginginkan Israel untuk mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir dan Israel bersikukuh untuk tidak memberikannya. Akhirnya dimediasi dan ditawarkan untuk masing-masing pihak memiliki sebagian Semenanjung Sinai (dibagi dua sama besar) yang mana tidak disetujui oleh kedua belah pihak. Selama pertikaian didefinisikan sebagai “besar bagian” tanah yang dapat dimiliki masing-masing pihak, kesepakatan tidak akan pernah terjadi. 

Ketika negotiator melakukan tawar menawar terhadap posisi, maka mereka akan tetap mempertahankan posisi. Pada kasus Semananjung Sinai, akhirnya kedua belah pihak menyadari interest masing-masing (mengapa mereka membutuhkan Semenanjung Sinai): Israel membutuhkan Sinai dengan alasan keamanan sedangkan Mesir membutuhkan Sinai dengan alasan kedaulatan Negara. Akhirnya ditemukan kesepakatan dimana Israel akan mengembalikan Sinai kepada Mesir dengan jaminan bahwa zona demilitarisasi dan pangkalan udara Israel di Sinai tidak akan diganggu oleh Mesir. 

Kedua contoh diatas merupakan bentuk solusi berupa pendekatan distributive untuk winner’s curse dan agreement bias. Lalu bagaimana caranya menentukan value yang ingin kita claim? Caranya dengan menentukan BATNA, Reservation Price dan Aspiration Price (gambar 1). Ketika kita membuka harga atau penawaran, dibuka dengan membuka nilai aspirasi (Aspiration Price) lalu hasil negosiasi haruslah berada di nilai reservasi yang telah kita tentukan, sedangkan BATNA (best alternative to a negotiated agreement) merupakan value yang kita dapatkan jika tidak tercapai kesepakatan saat bernegosiasi. Misal, saat membeli baju di pasar baru, harga dari pedangang sebelum ditawar adalah 150rb. Sebagai calon pembeli yang sudah mawas (mengumpulkan banyak informasi sebelum membeli dan menawar) kita menawar pertama kali diharga 75rb, namun pedangan menolak, lalu kita menaikkan tawaran menjadi 100rb dan pedangang tetap tidak memberi, lalu kita pergi (tidak terjadi kesepakatan). Nilai 75rb adalah nilai aspirasi kita, 100rb merupakan nilai reservasi, berapa BATNA kita? BATNA kita adalah nilai dari alternative pilihan, dalam hal ini misalkan, setelah mengumpulkan informasi kita tahu bahwa toko sebelah menjual baju tersebut dengan harga 120rb, ini adalah BATNA kita. 

Dalam bernegosiasi, BATNA tidak diumbar kepada pihak lain, BATNA ini akan membantu kita menetukan titik dimana kita dapat mengatakan tidak untuk nilai yang diajukan. Jika kita tidak menentukan BATNA, maka kita tidak memiliki banyak bargaining power


Strategi fundamental untuk bernegosiasi:
- Arahkan negosiasi dekat pada titik resistance lawan;
- Arahkan agar pihak lawan merubah titik resistance-nya;
- Jika daerah agreement adalah negatif, ubah titik resistance;
- Yakinkan lawan bahwa tawaran Anda adalah penyelesaian terbaik untuknya

Hardball tactics
Are designed to pressure targeted parties to do things they would not otherwise do. Taktik ini bekerja efektif pada pihak yang tidak memiliki persiapan untuk bernegosiasi. Yang termasuk kedalam hardball tactics adalah
1.       Good Cop/ Bad Cop
Salah satu teknik interograsi polisi. Negotiators using this tactic can become so involve with their game and act they fail to concentrate on obtaining their goals.
2.       Lowball/ Highball
Starts with a ridiculously high/low opening offer that know they will never achieve. The tactics goal is have the other party reevaluate their opening offer and move closer to the resistance point. The risk is the other party will think negotiating is a waste of time
3.       Bogey
When a negotiator pretends an issue important and it is not. It only works well IF they pick a issue that is important to the other side.
4.       The Nibble
Is a tactic used to get small concession without negotiating. The concession is too small to lose the deal over, but large enough to upset the other side.
5.       Chicken
Negotiators who use this tactic combine a large bluff and threaten actions.A high stakes gamble.
6.       Intimidation
It is guilt, anger, legitimacy, fear, what ever gives you power over the other party. If you are making a concession, because you assume the other party is more powerful, or simply accepts the legitimacy of the other negotiator.
7.       Aggressive Behavior
Similar like intimidation accept it is the relentless pushing
8.       Snow Job
Is the Governments favorite tactic when releasing information to the public. It is the overwhelming of information that you have trouble determining which facts are real or important.

Bagaimana dealing dengan pihak lawan yang menggunakan hardball tactics? Ada 4 opsi, yaitu: ignore, discuss, respond in kind and co-optional the other party (berteman dengan pihak lawan).

Sebagai negotiator yang mawas, sebelum bernegosiasi akan mencari informasi sebanyak-banyak mengenai interest lawan dan tidak overconfidence. Selain itu, orang yang mawas akan berusaha memperbesar pie negosiasi lalu mendapatkan porsi yang sesuai dengan kebutuhannya.  

Selamat bernegosiasi! ~~~

0 comments: